Monday 17 November 2014

Manusia dan Harapan

Manusia dan Harapan


A.    Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi ; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Setiap manusia di dunia memiliki harapan. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,pengalaman,lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil tidaknya suatu harapan sangat tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan tersebut.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya Ani ingin memperoleh juara satu di kelas maka dengan begitu Ani belajar tanpa mengenal waktu supaya harapannya dapat terwujud. Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian yang tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat beberapa persamaan, yaitu :
·         keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
·         Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

B.     Penyebab Manusia Memiliki Harapan
1.      Dorongan kodrat : kodrat merupakan sifat,keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis,gembira,berjalan,berpikir,dan sebagainya. Dorongan kodrat menyebabkan manusia memiliki harapan atau keinginan. Dalam masing-masing diri manusia sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain.
2.      Dorongan kebutuhan hidup : kebutuhan hidup berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan tersebut harus terpenuhi dan untuk memenuhinya maka manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya. Dengan adanya dorongan kebutuhan hidup maka manusia memiliki harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia ialah :
ü  kelangsungan hidup (survival)
ü  keamanan
ü  hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
ü  diakui di lingkungan
ü  perwujudan cita-cita.

C.      Pengertian Doa
Doa merupakan komunikasi antara kita dengan Tuhan. Lewat berdoa kita dapat mengungkapkan isi hati kita yang paling dalam kepada Tuhan. Dengan berdoa tentunya kita akan merasakan bahwa hubungan kita dengan Tuhan akan semakin dekat. Doa adalah sarana yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

D.    Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya yang berarti mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang diterima dari orang lain disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Hal yang diselidiki bukan lagi masalahnya melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Tuhan. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas , hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.
Kebenaran sangatlah penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya karena kebenaran memiliki arti khusus bagi masing-masing individu. Kebenaran merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. Dalam tingkah laku dan ucapan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidakbenaran dalam bertindak maupun berucap akan dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.

E.     Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya
Kepercayaan dapat dibedakan atas :
1.      Kepercayaan pada diri sendiri : percaya diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan ini ditanamkan pada setiap diri manusia dimana setiap manusia percaya bahwa ia menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan sesuatu yang diserahkan kepadanya.
2.      Kepercayaan kepada orang lain : kepercayaan ini dapat berupa percaya kepada orang tua, teman, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain tentu saja percaya terhadap kata hatinya atau pun kebenaran.
3.      Kepercayaan kepada pemerintah : negara itu berasal dari Tuhan, Tuhan langsung memimpin dan memerintah bangsa manusia, atau setidaknya Tuhanlah pemiliki kedaulatan sejati. Semuanya adalah ciptaan Tuhan dan semua mengemban kewibawaan terutama pengemban tertinggi yaitu raja atau pemerintah, sebab langsung dipilih oleh Tuhan.
4.      Kepercayaan kepada Tuhan : kepercayaan yang satu ini amat penting karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan ini amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Manusia harus percaya kepada Tuhannya jika ia berharap ingin mendapatkan pertolongan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.
Harapan saya sendiri , yaitu ingin menjadi manusia yang lebih baik lagi dan dapat membanggakan orang tua serta menjadi berkat untuk banyak orang.

Sumber : 
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab11-manusia_dan_harapan.pdf
http://beatknit.files.wordpress.com/2013/10/tumblr_mopn7rdtv81r181aqo1_500.jpg

Friday 14 November 2014

Bab 12-13



Manusia dan Kegelisahan

                          164-336155601



A.    Pengertian Kegelisahan
Berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir,tidak tenang,tidak sabar,dan cemas. Kegelisahan dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Maka dari itu dalam kehidupan sehari-hari kegelisahan sering diartikan sebagai kecemasan,kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan frustasi yang secara definisi dapat disebutkan bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Menurut Sigmund Freud kecemasan dibagi menjadi 3,yaitu :
·         Kecemasan obyektif : suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dalam dunia luar. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan berasal dari sifat bawaan,seperti seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut.
·         Kecemasan neorotis : timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Kecemasan ini dibagi tiga yaitu kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan,bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia), rasa takut yang berupa gugup dan gagap.
·         Kecemasan moril : disebabkan karena pribadi seseorang yang memiliki bermacam-macam emosi.
                          

B.     Sebab-Sebab Orang Gelisah
Seseorang gelisah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam. Contohnya saat ada bahaya bencana alam seperti banjir,gunung meletus,tanah longsor, dan sebagainya maka seseorang akan gelisah sebab hal-hal tersebut akan mengancam hilangnya hak beberapa orang sekaligus. Seperti hak hidup,hak milik,hak perlindungan, hak nama baik, dan sebagainya.

C.     Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha pertama harus dimulai dari diri kita sendiri yaitu dengan bersikap tenang. Jika kita bersikap tenang maka pikiran kita juga akan menjadi tenang sehingga segala kesulitan dapat kita atasi. Cara lain untuk mengatasi kegelisahan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran : pertama-tama kita tanyakan dulu kepada diri kita sendiri akibat paling buruk yang akan kita tanggung,mengapa itu terjadi,apa penyebabnya,dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk mengatasinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan.
Kedua kita bisa menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dalam jiwa kita. Ketiga, seiring berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan dengan demikian kita tidak akan merasakan lagi adanya rasa kecemasan atau kegelisahan dalam diri kita.
Kegelisahan paling ampuh diatasi dengan memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan sepenuhnya nasib kita kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun.
D.    Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing yang berasal dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata asing berarti tersisihkan dari pergaulan , terpisahkan dari yang lain , atau terpencil.  Terasing merupakan bagian dari hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan tentunya dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Seseorang terasing disebabkan karena perilakunya tidak dapat diterima oleh masyarakat sehingga ia sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat. Perilaku yang tidak dapat diterima tersebut akan menimbulkan keonaran dalam masyarakat dimana sifatnya bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.  Oleh sebab itu orang yang berbuat demikian akan dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan.
Keterasingan dalam hal ini sifatnya dipaksakan oleh manusia lain dalam masyarakat misalnya tidak mau simpati, tidak mempedulikan,tidak berurusan,dan tidak mau mendekati pelaku. Apabila dengan perilaku ini masyarakat masih tidak mempan menyadarkan si pelaku itu, maka keterasingan itu dapat dipaksakan oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat seperti pengadilan.

E.     Kesepian
Berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman.Kesepian merupakan bagian hidup dari manusia dan setiap orang pernah mengalaminya. Cepat lambatnya perasaan itu tergantung pada kekuatan mental orang tersebut.
Penyebab terjadinya kesepian yaitu :
·         pertama adalah transisi kehidupan. Transisi yang menyebabkan perubahan sehingga kita merasa kesepian. Menjadi tua kemudian ditinggalkan anak dapat menciptakan kesepian dalam hidup. Berganti pekerjaan, sakit keras, pensiun, dapat menimbulkan kesepian.
·         Kedua adalah keterpisahan. Ketika kita diisolasi dalam pengertian terpisah dari teman-teman dekat, terpisah dari keluarga anda (dikarenakan karier, praktek kuliah, wajib militer, atau alasan lainnya)  itu dapat menyebabkan kesepian.  Apalagi mereka yang sulit diakses oleh alat komunikasi apapun.
·         Ketiga adalah direndahkan/dipermalukan. Dalam dunia pekerjaan, dunia pendidikan atau dalam relasi sosial dengan orang lain, bila mendapatkan ucapan yang merendahkan atau dipermalukan di depan umum akan menimbulkan rasa kesepian yang dalam. Kita merasa diserang dan kita merasa sendirian karena tidak ada yang membela. 
·         Penyebab keempat dari kesepian adalah penolakan.  Kita merasa sakit hati, tidak dianggap, tidak berguna, tidak bisa diandalkan, tidak dicintai dan lain sebagainya.
Perasaan ini bila tidak diatasi dengan baik, akhirnya dapat disalah mengerti oleh diri kita sendiri dan membuat kita merasa kesepian yang sangat. 


F.     Ketidakpastian
Ketidakpastian berarti keadaan yang tidak menentu,tidak pasti,tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua merupakan akibat dari pikiran yang tidak dapat berkonsentrasi karena adanya hal yang kacau.  Ketidakpastiam sangat mengganggu dan merugikan seseorang.
Penyebab seseorang tidak dapat berpikir pasti yaitu :
·         Obsesi : adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus,biasanya tentang hal yang tidak menyenangkan atau sebab-sebabnya tidak diketahui oleh penderita.
·         Phobia : perasaan takut yang tidak terkendali atau tidak normal terhadap sesuatu.
·         Kompulasi : keraguan atas sesuatu yang dikerjakan sehingga ada dorongan yang tidak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
·         Histeria : diakibatkan pengalaman pahit yang menekan dan tidak mampu menguasai diri.
·         Delusi : pikiran yang tidak beres karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
·         Halusinasi : khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
·         Keadaan emosi

G.    Usaha-Usaha Mengatasi Ketidakpastian
Seseorang kacau pikirannya atau berpikir dengan tidak baik ada bermacam-macam penyebabnya,keadaan tersebut disembuhkan tergantung mental si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi maka jalan yang terbaik bagi si penderita adalah dibawa ke psikolog.
Sedangkan bila diketahui penyebabnya seperti phobia terhadap sesuatu maka dapat disembuhkan dengan perlahan-lahan. Orang takut ular ,takut ulat yang berbulu , dapat disembuhkan karena dibiasakan dengan benda-benda tersebut.

http://www.performarsi.net/wp-content/uploads/2014/04/164-336155601.jpg


Monday 10 November 2014

Bab 9-10

 Manusia dan Tanggung Jawab

You are responsible for your own happiness Meaningful Picture Quotes you are responsible for your own happiness Meaningful picture Quotes




A.    Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan,keserasian,keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab pasti ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab bila dikaji merupakan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat atau sebagai akibat perbuatan dari pihak lain. Tanggung jawab juga merupakan ciri manusia beradab. Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Kesadaran bertanggung jawab dapat ditempuh dengan cara pendidikan,penyuluhan,keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B.     Macam-Macam Tanggung Jawab
1.      Tanggung jawab terhadap diri sendiri : menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri. Manusia merupakan makhluk pribadi yang mempunyai pendapat,angan-angan,dan perasaan sendiri. Hal-hal tersebut menyebabkan manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal tersebut manusia tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan.
2.      Tanggung jawab terhadap keluarga : tiap anggota keluarga yang terdiri dari ayah,ibu,dan anak wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga yang merupakan kesejahteraan, keselamatan,pendidikan,dan kehidupan.
3.      Tanggung jawab terhadap masyarakat : manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya. Jadi wajar apabila tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4.      Tanggung jawab kepada bangsa/negara : tiap individu merupakan warga negara dari setiap negara. Dalam berpikir,berbuat,bertingkah laku,bertindak manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri apabila perbuatannya salah maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
5.      Tanggung jawab terhadap Tuhan : Tuhan menciptakan manusia di bumi bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia itu tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci dari berbagai agama. Manusia tidak terhindar dari kesalahan dan saat manusia melakukan kesalahan maka manusia akan diperingatkan oleh Tuha. Jika manusia mengabaikan peringatan dan perintah Tuhan berarti manusia meninggalkan tanggung jawab yang harus dilakukan kepada Tuhan.

C.     Pengabdian dan Pengorbanan
1.      Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,pendapat,ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,cinta,kasih sayang,hormat,atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila seseorang bekerja sehari penuh maka dengan begitu ia mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu seseorang dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukn pengabdian,tetapi hanya bantuan saja.
2.      Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.  Pengorbanan sebagai arti pemberian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan khotbah agama. Dari kisah para tokoh atau nabi manusia akan memperoleh teladan , bagaimana semestinya wajib berkorban. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda,pikiran,perasaan, bahkan dapat juga berup jiwa.


http://www.quotesdump.com/you-are-responsible-for-your-own-happiness-meaningful-picture quotes/ 

Saturday 8 November 2014

Bab 8

Manusia dan Pandangan Hidup




A.    Pengertian Pandangan Hidup dan Ideologi
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai kecintaan atau kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu, pandangan hidup dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat diperlukan oleh tiap manusia. terdapat pengklasifikasian tentang asal dari pandangan hidup tersebut, sebagai berikut:

a. Pandangan hidup berasal dari agama merupakan pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan merupakan pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur, yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Kebajikan dalam hal ini, adalah nilai yang menjadi patokan usaha yang harus ditempuh untuk menggapai cita-cita. Usaha adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus dilandasi oleh keyakinan . Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan. Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan hidup di atas saling berkaitan. 
Di sinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
B.     Cita-Cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan cita-cita adalah keinginan,harapan,tujuan yang selalu ada dalam pikiran dan sesuatu yang mau diperoleh seseorang di masa yang akan datang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama semakin tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan,harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Jika cita-cita belum terpenuhi maka disebut angan-angan. Antara masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai cita-cita terdapat rentang waktu yang cukup panjang. Seseorang dapat mencapai cita-cita yang diinginkan tergantung oleh beberapa faktor, yaitu :
ü  faktor manusia : apa yang mau dicapai sangat tergantung oleh kualitas manusia itu sendiri. Ada yang hanya berkemauan tetapi tidak disertai dengan usaha maka cita-cita tersebut hanya sebatas angan-angan saja dan tidak dapat direalisasikan. Sedangkan seseorang yang mempunya cita-cita dengan dibarengi usaha maka cita-cita tersebut dapat menjadi kenyataan.
ü  Faktor kondisi : ada yang menghambat yaitu kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita dan yang menguntungkan yaitu kondisi yang memperlancar tercapainya cita-cita.
ü  Faktor tingginya cita-cita : cita-cita yang diinginkan harus sesuai dengan kemampuan orang tersebut. Hal ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai cita-cita yang diidamkannya dan dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Cita-cita bukan saja milik seorang individu tapi juga milik masyarakat dan bangsa. Misalnya suatu bangsa memiliki cita-cita ingin mendirikan negara yang makmur dan sejahtera.

C.     Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena pada kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia sebagai makhluk Tuhan diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Maka manusia dilengkapi kebutuhan jasmani dan rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Untuk melihat apa itu kebajikan maka harus dilihat dari tiga segi,pertama manusia sebagai makhluk pribadi,manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati yang merupakan bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang , untuk menimbang baik buruknya suatu perbuatan. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu selalu mendesak seseorang untuk melakukan yang baik bagi dirinya.
Kedua, manusia sebagai anggota masyarakat karena masyarakat merupakan kumpulan pribadi-pribadi ,sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu. Keinginan pribadi-pribadi itu menginginkan apa yang baik sesuai suara hatinya.
Ketiga, manusia sebagai makhluk Tuhan dimana manusia harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi,untuk mengukur perbuatan baik atau buruk harus kita dengar juga suara atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan tersebut berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa yang baik, bertingkah laku baik dan ramah tamah terhadap siapapun.

D.    Usaha atau Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja jeras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau perjuangan dan ini sudah merupakan kodrat mausia. Tanpa usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna.  
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan  ilmu atau otak maupun dengan tenaga atau jamani atau kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada jasmaninya. Sebaliknya para buruh lebih banyak bekerja dengan tenaga atau jasmaninya dibandingkan daripada dengan otaknya.
Kerja keras pada hakekatnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja kera manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas maka timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan. Oleh sebab itu mencari ilmu dan keahlian atau keterampilan merupakan suatu keharusan.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kebersamaan dan belas kasih yang besar maka bila salah seseorang mempunyai kemampuan yang terbatas hal itu dapat diatasi dengan bantuan dari manusia lainnya, jadi disini mereka saling bergotong-royong dalam hal bekerja keras.
Dalam negara yang menganut ideologi liberalisme , kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang kurang atau tidak mampu bekerja keras meperoleh penghasilan yang layak. Jika individu rendah atau tidak punya kesadaran untuk membantu yang lain maka akan terjadi persaingan dan perjuangan bebas.
E.     Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Ada tiga aliran menurut Prof. Dr. Harun Nasution :
ü  aliran naturalisme : hidup manusia itu dihubungkan oleh kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak pervaya kepada Tuhan natur itulah yang tertinggi. Aliran ini berintikan spekulasi yang fokus kepada kebenaran yang diyakini oleh seseorang.
ü  Aliran intelektualisme : dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal dan dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Pandangan ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima oleh akal.
ü  Aliran gabungan : dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan dan percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya suatu.

F.      Langkah-Langkah Berpandangan Hidup yang Baik
1.      Mengenal : tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia ada dan bahkan ada sebelum manusia turun ke dunia.
2.      Mengerti : maksudnya adalah mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bernegara.
3.      Mengahayati : dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai pandangan hidup itu sendiri.
4.      Meyakini : setelah mengetahui kebenaran dan validitas sebaiknya kita meyakini pandangan hidup yang kita hayati tersebut. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya.
5.      Mengabdi : dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Juga manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
6.      Mengamankan : merupakan langkah terakhir yaitu jika seseorang mengganggu pandangan hidupnya maka ia akan tidak suka dan berusaha membela serta mengamankan pandangan hidupnya dan cenderung mengadakan perlawanan. Sebab manusiaa akan menganggap bahwa pandangan hidup yang dianutnya adalah sudah baik dan benar makanya ia akan mengamankan pandangan hidupnya itu. Langkah ini membutuhkan iman yang teguh dan merupakan langkah terberat.

Sumber :  http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf
http://www.arickanjass.com/2012/06/manusia-dan-pandangan-hidup.html
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRw&url=http%3A%2F%2Fzaidproject.blogspot.com%2F2012%2F04%2Fmanusia-dan-pandangan-hidup-tugas.html&ei=m_VeVKCuCYaHuASxyIHICw&bvm=bv.79189006,d.c2E&psig=AFQjCNFcV_ObbHtnzVPshrt_2m7MhI6JXw&ust=1415595789821587

Bab 7

Manusia dan Keadilan



A.    Pengertian Keadilan
Menurut Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem tersebut menyangkut dua orang tau  benda. Bila kedua orang tersebut memiliki kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan ,maka masing-masing orang harus memperoleh hasil yang sama. Kalau tidak sama maka masing-masing orang akan memperoleh hasil yang tidak sama.
Plato mengatakan bahwa seseorang yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Sedangkan menurut Socrates keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut Kong Hu Cu keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah , bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
Secara umum keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Dengan kata lain keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. Oleh sebab itu sangat diperlukan keseimbangan dalam menjalankan hak dan kewajiban.

B.     Keadilan Sosial
Keadilan merupakan salah satu isi Pancasila yang merupakan dasar negara kita. Bung Hatta dalam uraiannya mengenai  “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “ keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur”. Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan sosial dalam bidang ekonomi ialah dapat mencapai kemakmuran yang merata. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu , diperinci sikap dan perbuatan yang harus dipupuk, yaitu :
ü  perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan kekeluargaan dan kegotongroyongan.
ü  Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
ü  Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
ü  Sikap suka bekerja keras.
ü  Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan , antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan,sandang, dan perumahan ; pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan ; pemerataan pembagian pendapatan ; pemerataan kesempatan kerja ; pemerataan kesempatan berusaha ; pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan wanita ; pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air ; pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam kehidupannya manusia menghadapi kedua hal tersebut setiap harinya. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari ketidakadilan seperti drama,musik,novel , puisi.

C.    Berbagai Macam Keadilan
1.      Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.
2.      Keadilan distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. Contohnya yaitu Ali bekerja 5 hari dan Vani bekerja 20 hari,maka saat diberikan hadiah atau upah diantara mereka berdua harus dibedakan jangan disamakan. Bila disamakan maka  itu dinamakan ketidakadilan.
3.      Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.


D.     Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berari seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Maka dari itu dituntut satu kata dan perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang sebab kejujuran mewujudkan keadilan sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi , jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Pada hakekatnya kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan dan dosa. Kesadaran moral merupakan kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan kepada pilihan antara yang halal dan yang haram, yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Dalam hal ini kita melihat sesuatu yang spesifik atau khusus manusiawi.
Kejujuran juga erat hubungannya dengan hati nurani. Nurani yang dikembangkan dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan dan atas diri keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya. Orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang dan sebaliknya. Sebab apa yang ada dalam nurani banyak dipengaruhi oleh pemikiran yang kadang-kadang bertentangan.
Hati nurani juga berkaitan dengan nilai etis yaitu perasaan untuk menentukan baik atau buruk, benar atau salah dari suatu hal dan bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran. Selain nila etis hati yang berkaitan dengan sesama manusia, nurani erat juga dalam hubungan manusia denga Tuhan. Manusia yang memiliki budi nurani yang amat peka dalam hubungannya dengan Tuhan adalah manusia agama yang selau ingat kepadNya sebagai Sang Pencipta.
Berbagai hal yang menyebabkan orang tidak jujur mungkin,karena tidak rela, pengaruh lingkungan, sosial ekonomi, terpaksa ingin populer, karena sopan santun dan untuk mendidik. Dalam kehidupan sehari-hari jujur atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Ketidakjujuran sangat luas wawasannya sesuai dengan luasnya kehidupan dan kebutuhan hidup manusia. Kejujuran dapat dipertahankan dengan berbagai cara dan beberapa sikap yang perlu dipupuk. Namun, demi sopan santun dan pendidikan, orang boleh berkata tidak jujur sampai kepada batas-batas yang dapat dibenarkan.
E.    Kecurangan
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.Kecurangan menyebabkan manusian menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita.
Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih pula mengumpulkan harta dengan cara yang curang. Hal semacam itu salam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

F.     Perhitungan (HISAB) dan Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa  perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, dan tingkah laku yang seimbang. Pembalasan Frontal dengan melakukan serangan langsung seperti kata-kata kasar bahkan perlawanan fisik Perhitungan di muka hukum dengan menaaati peraturan bersaing dimuka hukum antara yang dilaporkan dan pihak pelapor. 
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

G.     Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama dari seseorang hidup, nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang dengan hati-hati menjaga namanya agar tetap baik. Penjagaan nama baik erta kaitannya dengan sikap atau perilaku. Dengan kata lain nama baik atau tidak baik adalah tingkah laku atau perbuatan dari seseorang.
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya,bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak. Nama baik dapat dipulihkan dengan cara manusia harus bertobat dan minta maaf . Pertobatan dan permintaan maaf tidak hanya diucapkan saja namun harus diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari.

Sumber :
http://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-keadilan/
http://widyaitaw.blogspot.com/2012/06/perhitungan-atau-hisab-dan-pembalasan.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab7-manusia_dan_keadilan.pdf
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRw&url=http%3A%2F%2Fwww.patheos.com%2Fblogs%2Fdanpeterson%2F2014%2F06%2Ffifteen-seconds-of-justice.html&ei=REBeVJ3iEMegugTaj4KYBA&bvm=bv.79189006,d.c2E&psig=AFQjCNEaufj8VpoGKHLNTzIC4T0AbY39BA&ust=1415549362217696