Monday 21 March 2016

Aliran dalam Psikologi dan Kaitannya dengan Kesehatan Mental


Aliran Psikoanalisa



Psikoanalisa adalah aliran yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud pada tahun 1856-1939. Aliran ini mengasumsikan bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran, ketidaksadaran, dan prasadar. Kesadaran atau the conscious dapat diumpamakan seperti permukaan gunung es yang nampak, sehingga dikatakan bahwa kesadaran adalah bagian kecil dari kepribadian. Kemudian,yang kedua yaitu ketidaksadaran atau unconscious dimana mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Terakhir yaitu prasadar atau preconscious, dalam prasadar terdapat stimulus-stimulus yang belum dipres yang dapat dengan mudah muncul kembali di dalam kesadaran. 

Menurut Freud manusia dibagi menjadi tiga sistem yang berbeda-beda, yaitu :
a. Id : Freud mengatakan bahwa psikis manusia seperti gunung es yang terapung di laut, hanya puncaknya saja yang kelihatan tetapi sebagian besar gunung es tersebut tidak terlihat karena tertutup oleh air laut. Gunung es tersebut diibaratkan seperti hidup psikis kita yang sebagian besar tidak sadar atau tidak tampak. Hal-hal yang berada di ketidaksadaran kita seperti segala sesuatu yang kita lakukan, apa yang diinginkan, dikehendaki, dan dicita-citakan sebagian besar tidak disadari oleh diri kita. Ketidaksadaran ini disebut Freud sebagai id karena merupakan lapisan yang paling fundamental dalam susunan psikis manusia. Id terdiri dari naluri-naluri bawaan khususnya naluri seksual dan id dipimpin oleh prinsip kesenangan sehingga id membutuhkan kepuasan dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada.
b. Ego :  memiliki aktivitas sadar(contohnya persepsi) , prasadar (contohnya fungsi ingatan) , maupun tak sadar (contohnya seperi mekanisme pertahanan). Namun, ego sebagian besar beraktivitas secara sadar dan ego disebut sebagai prinsip realitas sebab menyesuaikan diri dengan realitas. Prinsip realitas tersebut yaitu yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan sosial, bersifat rasional, dan berhubungan dengan pemikiran yang objektif. Ego memiliki tugas untuk mempertahankan kepribadiannya sendiri, menyesuaikan diri dengan alam sekitar, dan memecahkan konflik dengan realitas maupun konflik yang tidak cocok dengam keinginan satu sama lain.
c. Super ego : merupakan prinsip moral sebagai pengontrol perilaku manusia dari segi moral. Selain itu super ego juga menjadi mekanisme pengendali dari dimensi etis dan moral seseorang bersifat idealis atau dengan kata lain super ego mencari yang sempurna.
Jadi, dari aliran ini dapat disimpulkan bahwa awal perilaku manusia bergerak berasal dari dalam manusia itu sendiri yang terletak jauh di alam bawah sadar.

Psikoanalisa berhubungan dengan neurosis yang disebabkan oleh faktor-faktor tak sadar, sebab faktor tak sadar itu merupakan bagian dari id. Neurosis menurut Freud adalah kesehatan jiwa dan badan yang terganggu karena adanya konflik dan kesulitan dalam jiwa individu. Menurut psikoanalisa, neurosis terjadi karena adanya konflik dan kesulitan batin. Hal tersebut dapat digambarkan seperti ini : seseorang secara sadar tidak menyukai keinginan-keinganan yang bertentangan dengan nilai moral, maka keinginan tersebut akan didorong dari alam sadar ke alam tidak sadar. Secara sadar ia tidak mau memuaskan keinginan-keinginan itu, namun secara tidak sadar ia memiliki keinginan untuk memuaskan hal tersebut. 
Kedua keinginan yang bertentangan tersebut harus didamaikan dengan cara diadakannya kompromi antara dua keinginan tersebut. Jika tidak bisa berdamai, maka orang tersebut akan merasakan tekanan baik dari luar maupun dari dalam serta memperlihatkan gejala-gejala yang melumpuhkan meskipun tidak begitu berat dibandingkan dengan gangguan mental lainnya, hal ini lah yang menyebabkan penderita neurotik menjadi sakit. Dari sini, neurosis memiliki pengertian sebagai gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh tegangan emosi sebagai akibat dari frustasi, konflik, represi, atau perasaan tidak aman. Berikut adalah ciri-ciri umum dari neurosis :
- adanya kecemasan
- tidak dapat berfungsi sesuai kapasitas
- pola tingkah laku yang kaku atau diulang-ulang
- hipersensitif (sangat peka)
- keluhan-keluhan somatik
- tidak bahagia
- banyak tingkah laku yanb bermotivasi tidak sadar.



Aliran behaviorisme


Behaviorisme muncul di Amerika Serikat dan diasaskan oleh J.B. Watson  pada tahun 1878-1958. Kemudian pada tahun 1913 Watson menerbitkan pendapatnya dalam sebuah artikel yang berjudul Psychology as the Behaviorist Views It, dalam artikel tersebut ia  mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji tingkah laku yang nyata atau overt behaviour. 

Watson juga mengatakan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari secara objektif seperti perilaku binatang dan mesin. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa psikologi memiliki tujuan secara teoritis yaitu memprediksi dan mengontrol perilaku seseorang, tujuan tersebut dapat tercapai dengan membatasi psikologi pada suatu kajian objektif mengenai kebiasaan yang terbentuk melalui hubungan stimulus-respons. Selain mendefinisikan tentang psikologi, ia juga membahas tentang kritiknya terhadap strukturalisme dan fungsionalisme. 

Tokoh-tokoh yang lain dalam aliran behaviorisme yaitu Pavlov, Thorndike, Skinner, dan lain-lain. Aliran ini mengkaji kaitan mental antara dua peristiwa atau dua idea yang membawa kepada pembelajaran  atau biasa disebut dengan associationism. Behaviorisme ini sangat dipengaruhi oleh aliran falsafah logik positif, dimana falsafah tersebut mengatakan bahwa semua ilmu perlu disahkan melalui cara yang empirikal atau pemerhatian yang sistematik.

Selanjutnya Aliran behaviorisme ini memfokuskan pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu,  sebagai peristiwa dan tindakan yang muncul dalam lingkungan tertentu.  Aliran ini juga tidak melibatkan pikiran atau kondisi mental untuk menjelaskan perilaku, jadi lebih berpegang pada hal yang dapat diukur dan diobservasi secara langsung. Dari percobaan-percobaan yang dilakukan oleh beberapa tokoh behaviorisme, maka dapat disimpulkan bahwa setiap perilaku manusia dapat dipelajari dengan baik tanpa harus ada referensi mengenai kebutuhan, insting, dan motif.

Behaviorisme juga berkaitan dengan kesehatan mental, seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat jika pribadinya pun juga sehat. Pertama, seseorang dikatakan sehat secara behaviorisme jika orang tersebut merespon setiap faktor eksternal seperti orang lain yang ada di sekitarnya. Kedua, orang yang sehat menitikberatkan padatingkah laku yang dapat diamati atau diobservasi. Ketiga yaitu, seseorang yang bertindak berdasarkan faktor pengalaman dan eksternal, sebab behaviorisme percaya bahwa manusia tidak memiliki sikap bawaan sendiri.


Daftar Pustaka

Basuki, A.M Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : PT. Gramedia.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2 Ed.7. Jakarta : Salemba Humanika.
Hashim, Shahabuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Kuala Lumpur : PTS Professional Publishing.
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta : Kanisius.
Wade, Carol dan Carol Travis. 2008. PSIKOLOGI Jilid 1. Jakarta : Erlangga.



Sumber gambar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ6sZOdyQ0UqQ5dRt7V1jX1XSe78f6jdhuGluPems21RzHFIo8kKOcXRO0bmIEphtWoGlqPta7U-pkO2pbZrX7m3PBQdEp_y6kfe4I33cH8b2OkOZsNGdzE6037wPglf6PVLcKp2q7Wf0/s1600/diagram.JPG
http://estephanyoc.weebly.com/uploads/5/9/2/5/59250893/2448231_orig.jpg
https://media.npr.org/assets/img/2013/03/08/3274654-sigmund-freud-portrait_custom-74f04f5f6641adcdb203fb3a041b3916f4c5585c.jpg
http://www.psikologiku.com/wp-content/uploads/2014/11/Behaviorisme-Dalam-Sejarah-Psikologi.jpg

Monday 7 March 2016

KONSEP SEHAT









Sehat merupakan suatu keadaan yang normal dan bersifat alami atau dengan kata lain sehat adalah kemampuan untuk menjalankan fungsi yang ada secara mandiri di dalam lingkungan yang berubah-ubah. Berikut ini akan dibahas konsep sehat dari lima aspek.

1. Sehat intelektual : seseorang yang sehat secara intelektual mampu melakukan pemecahan masalah dan memiliki kemampuan berpikir tinggi yang berhubungan dengan tantangan hidup. Orang yang sehat secara intelektual juga ditandai dengan menganilisis situasi, menentukan jalan keluar, dan membuat keputusan. Setelah mengambil keputusan, maka orang tersebut dapat belajar dari pengalaman dan mampu menilai tepat atau tidak pilihannya tersebut.

2. Sehat sosial : memiliki konsep bahwa seseorang memiliki perilaku yang baik dikarenakan mendapat dukungan secara emosional dan hubungan yang baik dengan keluarga,teman, dan rekan kerja. Sehat secara sosial ini juga berarti seseorang hidup dalam suatu komunitas, sebuah grup, dan organisasi sehingga tidak terisolasi. Sebab, dengan turut aktif dalam sebuah komunitas akan membuat hubungan sosial kita menjadi lebih kuat karena jika tidak begitu akan berakibat buruk untuk kesehatan kita.

3. Sehat emosi : tentu saja kita sering mengalami situasi yang kurang mengenakkan dan cukup mengesalkan diri kita. Pada saat itu kecerdasan emosi kita diperlukan. Seseorang yang cerdas secara emosi akan mampu untuk mengubah respon dirinya terhadap situasi tersebut, bertindak dengan penuh kesadaran, dan berpikir secara rasional. Sehingga tindakan yang dihasilkan bukan berupa hal negatif tetapi lebih ke arah yang positif.

4. Sehat fisik : berhubungan dengan sistem organ seperti sistem pernapasan, tekanan darah, jantung, sistem reproduksi, dan sistem syaraf. Jika salah satu dari organ tersebut tidak berjalan dengan semestinya, tubuh akan mengeluarkan suatu tanda dan gejala yang menandakan bahwa kita kurang sehat. Tanda merupakan suatu yang dapat diukur seperti deman dan gejala lebih bersifat subjektif seperti sakit kepala. Tentunya orang yang sehat secara fisik sistem organnya berjalan dengan semestinya dan tidak menimbulkan rasa sakit.

5. Sehat spiritual : memiliki sebuah kepercayaan atau agama yang dapat mempengaruhi kesehatan spiritual seseorang dengan cara beribadah. Namun, bukan hanya melalui sistem kepercayaan saja seseorang dapat mengembangkan kesehatan spiritualnya, tetapi mereka juga dapat langsung berhubungan dengan alam sekitar, seperti berlibur dan mendengarkan musik. Apa pun sifat dasar kerohanian setiap orang, mereka bisa menerima rasa damai dan keserasian dengan percaya bahwa hidup mereka memiliki tujuan.


Daftar Pustaka :

Alters, Sandra dan Wendy S. 2009. Essentials Concept for Healthy Living. Canada : Jones and Bartlett Publisher.

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokeran EGC.

Hardie,G. dan Malcolm L. 2013. The Emotionally Healthy Leader. Australia : Montery Press.



Sumber gambar : hhttp://www.runaddicts.net/wp-content/uploads/2010/06/morning_run.jpg