Sunday 10 April 2016

Perkembangan Kepribadian Sehat dan Kesehatan Mental Menurut Erich Fromm





A.    Konsep Kepribadian

                 Fromm memiliki tesis dasar bahwa manusia pada masa modern telah terpisah dari kesatuan prasejarah mereka dengan alam, tetapi manusia memiliki akal, antisipasi, dan imajinasi. Manusia juga memiliki pikiran rasional dan kesadaran diri yang menjadi bagian dalam adanya perasaan kesendirian, isolasi, dan kehilangan tempat berpulang.
Oleh sebab itu, manusia berusaha untuk kembali bersatu dengan alam dan sesamanya agar perasaan-perasaan tersebut dapat hilang.
            Dari tesis dasar tersebut Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menekankan pengaruh faktor sosiobiologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Psikoanalisis humanistis adalah teori kepribadian Erich Fromm yang memiliki asumsi terpisahnya manusia dengan alam akan menghasilkan perasaan kesendirian dan isolasi atau dengan kata lain kecemasan dasar (basic anxiety). Fromm mengadopsi pandangan evolusioner  humanistis yaitu manusia muncul sebagai spesies yang terpisah dari evolusi binatang dan kehilangan sebagian besar insting kebinatangannya. Tetapi, manusia mengalami peningkatan dalam perkembangan otak sehingga manusia memiliki realisasi diri, imajinasi, perencanaan, dan keraguan
Fokus dari psikoanalisis humanistis yaitu bukan melihat manusia dari sudut psikologis saja tetapi melihat manusia dari sudut pandang sejarah dan budaya. Psikoanalisis lebih menitikberatkan pada karakteristik yang berkaitan dengan kultur. Jadi, Fromm mengatakan bahwa kepribadian individu hanya dapat dimengerti dengan memahami sejarah manusia saja.


B.     Perkembangan Kesehatan Mental

     Menurut  Erich  Fromm ada  satu  hal  yang  membedakan  antara manusia yang sehat secara mental dan manusia neurotik atau tidak waras yaitu manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan diri mereka yang lebih sesuai dengan jumlah kebutuhan manusia. Jadi, individu yang sehat secara mental mampu menemukan cara untuk bersatu kembali dengan dunia dan secara produktif memenuhi kebutuhan manusiawi yang mencakup keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan akan identitas, serta kerangka orientasi.
-          Keterhubungan : merupakan dorongan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih. Menurut Fromm terdapat tiga cara untuk manusia terhubung dengan dunia yaitu kepasrahan, kekuasaan, dan cinta. Individu dapat bersikap pasrah kepada orang lain, kelompok, atau institusi supaya bisa menjadi satu dengan dunia. Kedua yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan orang-orang dominan yang menyambut orang submisif (pasrah) menjadi pasangannya. Antara kedua orang tersebut terdapat hubungan simbiosis yang memuaskan keduanya baik untuk orang yang dominan maupun submisif. Meskipun memiliki hubungan simbiosis , tetapi hal tersebut menghalangi pertumbuhan menuju integritas dan kesehatan psikologis. Dalam hubungan simbiosis ini, mereka saling tertarik bukan karena disebabkan oleh cinta, tetapi karena putus asa dalam memenuhi kebutuhan akan keterhubungan. Ketiga yaitu cinta yang dipercaya Fromm sebagai satu-satunya jalan bagi manusia untuk bersatu dengan dunia dan mencapai individualitas serta integritas dalam waktu yang sama. Cinta meliputi hal persamaan dan berbagi dengan orang lain, tetapi seseorang masih diberikan kebebasan untuk menjadi unik dan terpisah. Jadi, dalam cinta ini dua orang menjadi satu, namun tetap terpisah.
-          Keunggulan : merupakan dorongan untuk melampaui keberadaan yang pasif dan kebetulan menuju “alam penuh kebebasan”. Keunggulan ini dapat dicari melalui pendekatan negatif dan positif. Manusia dapat mengungguli sifat pasif mereka baik dengan menciptakan maupun dengan menghancurkan kehidupan.
-          Keberakaran : kebutuhan untuk berakar atau merasa berpulang kembali di dunia. Saat manusia berevolusi sebagai spesies, mereka kehilangan rumah mereka di alam. Pada saat yang bersamaan, pikiran mereka menyadarkan bahwa mereka tidak memiliki rumah dan tidak memiliki akar. Konsekuensi dari perasaan tersebut yaitu keterasingan dan ketidakberdayaan yang tak tertahankan. Keberakaran dapat dicari melalui cara produktif dan nonproduktif. Produktifnya yaitu saat manusia berhenti disapih oleh ibunya dan lahir secara utuh, mereka secara aktif dan kreatif berhubungan dengan dunia dan menjadi utuh. Sedangkan cara nonproduktifnya yaitu melalui fiksasi atau keengganan yang kuat untuk bergerak melampaui keamanan dan perlindungan yang diberikan oleh seorang ibu. Biasaya orang-orang yang mencari keberakaran melalui fiksasi adalah orang-orang yang takut akan langkah selanjutnya setelah kelahiran untuk berhenti disapih oleh ibu mereka.
-          Kepekaan akan identitas : merupakan kemampuan untuk menyadari diri sendiri sebagai wujud terpisah, dimana kita harus membentuk konsep terhadap diri kita sendiri. Jika kepekaan akan identitas ini tidak ada, maka manusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka dan ancaman ini akan mendorong mereka untuk melakukan segala hal demi mendapatkan kepekaan akan identitas. Orang-orang neurotik berusaha mengikat diri mereka dengan orang yang lebih berkuasa, institusi sosial, atau politik. Sedangkan orang normal memiliki sedikit kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan menyerahkan rasa dan kesadaran mereka sebagai individu sebab mereka memiliki kepekaan akan identitas yang otentik.

-          Kerangka orientasi : merupakan peta jalan, kerangka arah atau orientasi untuk mencari jalan manusia dalam dunia sebab manusia telah terpisah dari alam dan membutuhkan peta tersebut. Lewat kerangka orientasi manusia bisa mengatur berbagai macam rangsang yang mengganggu mereka dan apabila kerangka orientasi yang dimilikinya kuat maka dapat menjelaskan fenomena yang terjadi. Peta jalan yang tanpa sasaran tidak memiliki arti apa-apa. Demi menjaga kewarasannya, manusia membutuhkan sasaran akhir atau objek pengabdian yang memusatkan energi manusia menuju satu arah dan mengungguli keberadaannya yang terasing serta mengubah arti hidup mereka. 

C.    Kepribadian Sehat  

           Setiap  manusia  yang  sehat  mampu bekerja, mencintai, dan berpikir secara produktif. Sedangkan manusia yang tidak sehat pribadinya akan ditandai dengan masalah pada ketiga area, khususnya kegagalan untuk mencintai secara produktif. Fromm mengatakan orang-orang yang terganggu secara psikologis tidak mampu mencintai dan gagal mencapai kesatuan dengan yang lain. Berikut adalah pembahasan Fromm mengenai tiga gangguan kepribadian yang berat.
-          Nekrofilia : Fromm menggunakan istilah ini untuk menunjukkan ketertarikan akan kematian. Kepribadian nekrofilia membenci kemanusiaan. Nekrofilia adalah pribadi yang rasis, penghasut perang, preman, menyukainpertumpahan darah, kehancuran, teror, dan penyiksaan. Mereka mendapat kesenangan dengan menghancurkan kehidupan. Orang-orang nekrofilia bertingkah laku destruktif yang merupakan cerminan karakter dasar mereka. Keseluruhan gaya hidup orang-orang nekrofilia adalah seputar kematian, kehancuran, penyakit, dan pembusukan.
-          Narsisme berat : terpaku pada diri sendiri, tetapi tidak terbatas hanya pada mengagumi diri dalam kaca. Keterpakuan pada tubuh individu tersebut sering menyebabkan hipokondriasis atau perhatian yang obsesif akan kesehatan seseorang. Selain itu terdapat juga hipokondriasis moral yaitu keterpakuan terhadap rasa bersalah akan pelanggaran yang sebelumnya terjadi. Jadi, orang-orang yang terfiksasi terhadap diri mereka sendiri cenderung merenungkan kesehatan fisik serta kebaikan moral mereka dan menginternalisasi pengalaman-pengalaman mereka. Juga memiliki kesenangan dalam menghancurkan diri mereka yang inferior.
-          Simbiosis ines : merupakan ketergantungan ekstrem terhadap ibu atau pengganti ibu. Simbiosis ines merupakan bentuk berlebihan dari fiksasi terhadap ibu yang lebih umum dan baik. Simbiosis ines menyebabkan manusia tidak terpisahkan dengan inangnya. Sehingga kepribadian mereka tercampur dengan orang lain (inang) dan menyebabkan jati diri mereka hilang. Orang-orang yang hdiup pada simbiosis ini ditandai dengan perasaan takut dan cemas apabila hubungan simbiosis ines mereka terancam.


     Daftar Pustaka :
     Feist, J & Gregory Feist. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba
     Humanika.

   Sumber Gambar :
   https://s-media-cache- ak0.pinimg.com/736x/de/74/f2/de74f2f14el       
   ak0.p732f2221d1747237673f1.jpg


No comments:

Post a Comment