Tuesday 4 November 2014

Bab 6

Manusia dan Penderitaan


A.    Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang diambil dari bahasa sansekerta dhra yang memiliki arti menahan atau menanggung. Sedangkan derita memiliki arti menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan dibagi dua yaitu ada yang berat dan ada juga yang ringan.  Berat atau ringannya suatu penderitaan sangat tergantung pada individu yang menjalaninya.  Kemudian penderitaan juga merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang atau dapat dikatakan sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Semua orang akan mengalami penderitaan di dalam hidupnya dan itu merupakan suatu risiko hidup. Tuhan bukan hanya memberikan kesenangan dan kebahagiaan tetapi juga memberikan kesedihan atau penderitaan yang memiliki makna tersendiri bagi makhluk ciptaanNya.  Hal itu terjadi supaya manusia tidak memalingkan dirinya dari Tuhan.
Melalui kitab suci manusia sudah dijelaskan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau sebuah peringatan akan adanya penderitaan. Namun, terkadang manusia tidak sadar akan peringatan tersebut. Sehingga manusia harus mengalami yang namanya penderitaan karena kesalahannya sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terjadi di dalam kehidupan. Banyak macamnya dan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis , penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli tugasnya hanya membantu saja. Semuanya itu merupakan risiko karena seseorang mau hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara, merupakan dua sisi masalah yang wajib diatasi.
B.     Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan jiwa atau rohani yang dapat menimbulkan penderitaan. Dengan kata lain dari siksaan akan muncul penderitaan. Di dalam kitab suci dijelaskan siksaan dan ancaman yang akan dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang sirik,dengki,memfitnah,mencuri,makan harta anak yatim, dan sebagainya.  Siksaan yang dialami manusia di kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar dan kadang-kadang disertai gambar dari si korban. Siksaan yang seperti itu dinamakan siksaan jasmani.
Sedangkan contoh dari siksaan psikis berupa kebimbangan,kesepian, dan ketakutan. Kebimbangan dapat timbul pada saat seseorang tidak bisa menentukan pilihan mana yang akan ia ambil. Akibat dari kebimbangan yaitu seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu. Sehingga ia merasa tersiksa dengan keadaannya yang seperti itu.  Bagi orang yang lemah ia akan berada dalam waktu saat mengalami kebimbangan. Sedangkan bagi orang yang kuat ia akan cepat-cepat berpikir dan mengambil keputusan sehingga ia dapat keluar dari kebimbangannya.
Kesepian dialami seseorang dimana ia merasakan sepi walaupun berada di lingkungan yang ramai. Kesepian juga masuk ke dalam siksaan yang dialami seseorang. Seperti halnya kebimbangan maka kesepian juga harus diatasi dengan cepat. Kesepian dapat diatasi dengan mencari teman karena manusai merupakan homo socius yang memerlukan interaksi dan komunikasi dengan makhluk lainnya. Selain itu manusia juga dapat mencari kesibukan yang bermanfaat supaya kesepian tidak menghantui dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut tersebut dibesar-besarkan dan tidak pada tempatnya maka disebut phobia. Pada umunya seseorang mempunya satu atau lebih phobia ringan. Ketakutan juga dapat terjadi pada saat seseorang berada di dalam lingkungan yang ramai,sama halnya dengan kesepian dan harus dengan cepat diatasi.
C.     Kekalutan Mental
Kekalutan mental merupakan gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental :
1.      Keadaan jasmani yang sering pusing, sesak napas,demam,nyeri pada lambung.
2.      Keadaan kejiwaan seperti cemas,takut,patah hati,apatis,cemburu,dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan :
1.      Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan si penderita baik secara jasmani maupun rohani.

2.      Usaha mempertahankan diri lebih ke arah negatif seperti lari atau mundur.
1.      Kekalutan merupakan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Penyebab timbulnya kekalutan mental :
1.      Kepribadian yang lemah , hal ini akan menyebabkan yang bersangkutan rendah diri dan secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya serta menghancurkan mentalnya.
2.      Terjadi konflik sosial budaya, adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental medorong seseorang ke arah :
a.      Positif : trauma yang dialami diresponi dengan baik sebagai usaha agar tetap survive dalam menjalani kehidupan,misalnya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
b.      Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai hal-hal yang diinginkannya. Bentuk frustasi antara lain : agresi (kemarahan yang meluap-luap), regresi (sifat kekanak-kanakan), fiksasi (memukul-mukul diri), proyeksi (melemparkan kesalahan kepada orang lain), identifikasi (menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya), narsisme (merasa dirinya lebih superior dibandingkan yang lain), autisme (gejala menutup diri secara total dari dunia riil).
Penderitaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban yang berat. Sehingga akan muncul kata-kata lebih baik mati daripada hidup. Sebab mereka berpikir bahwa dengan kematian penderitaan mereka akan selesai dengan begitu saja. Maka banyak orang-orang yang lebih memilih bunuh diri daripada berjuang untuk keluar dari penderitaan yang dialaminya.

D.    Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia dan bersifat kodrati. Terserah kepada manusia itu sendiri mau menghilangkan,menghindarai atau mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin. Manusia merupakan mahkluk berbudaya,dengan budayanya itu manusia berusaha sekreatif mungkin untuk menghilangkan penderitaan yang mengancam atau yang dialaminya. Hal ini membuat manusia kreatif baik bagi yang mengalami maupun bagi yang mengamati penderitaan tersebut.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia artinya sudah menjadi konsekuensi bahwa manusia hidup bukan hanya bahagia saja namun juga ada penderitaan. Maka dari itu dalam menjalani kehidupan manusia tidak boleh bersikap pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan, melainkan harus optimis walaupun ada penderitaan yang harus dialami.
Membebaskan diri dari penderitaan merupakan cara manusia untuk meneruskan kehidupannya. Caranya yaitu berjuang dalam menjalani tantangan kehidupan dalam alam lingkungan,masyarakat sekitar ,dengan waspada dan berdoa kepada Tuhan supaya terhindar dari malapetaka. Penderitaan yang merupakan akibat dari kelalaian manusia. Penderitaan yang terjadi selain dialami oleh orang yang bersangkutan juga dialami oleh orang lain. Selain itu penderitaan juga dapat mengakibatkan orang lain ikut serta menanggung penderitaan yang sebenarnya bukan akibat dari  kelalaian orang tersebut.

E.     Penderitaan,Media Massa, dan Seniman
Perkembangan teknologi pada zaman modern ini menyebabkan penderitaan yang dialami oleh manusia semakin besar. Seperti penciptaan bom atom,senjata nuklir,pabrik senjata,pabrik bahan kimia merupakan faktor-faktor pendukung timbulnya penderitaan manusia. Contohnya yaitu bom atom yang diledakkan di kota Hiroshima dan Nagasaki. Penyebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia adalah kecelakaan, bencana alam,bencana perang,dan lain-lain.
Berita mengenai penderitaan yang dialami manusia bergantian muncul di berbagai media seperti TV, koran, radio,internet, dan sebagainya. Hal tersebut bertujuan supaya orang yang menyaksikan dan mendengar tentang berita tersebut dapat merasakan penderitaan yang dialami para korban. Dengan begitu hati manusia dapat menjadi lebih iba dan akan bergerak untuk melakukan sesuatu berupa bantuan. Sehingga munculah para relawan dan dermawan yang turut membantu baik secara materi maupun ikut menyumbangkan tenaganya. Bantuan biasanya dapat dilakukan secara perorangan atau melali organisasi yang nantinya akan disalurkan ke lokasi bencana.
Sehingga dapat dikatakan bahwa media massa merupakan wadah yang tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara tepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan seniman melalui karya seni sehingga para pembaca,penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus karya seni.

F.  Penderitaan dan Sebab-sebabnya

1.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bias mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkannasib buruk itu manusia lah penyebabnya.

            Karena Perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya :

            Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang telah ia berikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.


2.      Penderitaan yang timbul karena penyakit,siksaan / azab Tuhan
 
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Bebebrapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini :
Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas, dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun – tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabarannya dan kepasrahannya kepada Tuha, maka seiring berjalannya waktu Nabi Ayub pun sebuh dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinnya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
G.     Pengaruh Penderitaan
Pengaruh penderitaan dapat terjadi dengan dua cara yaitu positif dan negatif. Sikap positif berupa sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu hanyalah bagian dari kehidupan. Sikap positif berupa sikap kreatif,tidak mudah menyerah, bahkan mungkin ttimbul sikap keras atau sikap anti terhadap sesuatu misalnya anti kawin paksa dan anti kekerasan.
Sedangkan sikap negatif berupa perasan kecewa, tidak bahagia,putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat memunculkan sikap anti seperti anti kawin dan hilangnya gairah hidup.

Sumber :



No comments:

Post a Comment